Puasa Kejawen
Puasa ada hampir semua agama ada ritual semacam ini. Kristen, Hindu dan Buddha pun punya ritual puasa mereka sendiri, tapi tentu saja dengan aturan masing-masing. Nah, tak hanya itu, ada juga bentuk-bentuk puasa lainnya di luar konteks ibadah keagamaan. Salah satunya adalah puasa kejawen , seperti yang kamu tahu kalau di Indonesia, Jawa khususnya, puasa semacam ini kadang kerap dilakukan masyarakat. Uniknya, puasa kejawen ini banyak jenisnya. Tak hanya jenis, puasa-puasa kejawen memiliki syarat yang berbeda-beda, di samping juga memberikan manfaat yang tak sama pula. Lebih jauh tentang puasa kejawen, berikut adalah jenis-jenis puasa ala orang Jawa yang mungkin belum kamu ketahui antara lain:
1.Puasa Mutih Untuk Ilmu Gaib dan Keberhasilan
Salah satu puasa kejawen yang paling dikenal adalah Puasa Mutih. Seperti namanya, dalam ritual ini seseorang yang menjalaninya dilarang untuk mengonsumsi apa pun selain yang berwarna putih. Biasanya, para pelakunya hanya akan makan nasi dan air putih saja.Puasa Mutih biasanya dimasukkan dalam salah satu bagian dari sebuah ritual panjang. Tujuannya sendiri macam-macam, namun umumnya adalah untuk menguasai ilmu-ilmu gaib tertentu. Ada juga yang melakukannya untuk tujuan keberhasilan. Puasa ini tak terikat waktu, bisa hanya 3 hari saja atau bahkan 40 hari. Puasa ini juga harus didampingi oleh seorang guru.
2.Puasa Ngableng Untuk Menguatkan Sukma dan Mengabulkan Keinginan
Durasi Ngableng adalah sehari penuh alias 24 jam. Jadi, jika ada seseorang yang menjalani puasa Ngableng 3 hari, itu artinya ia tidak makan minum selama 3 hari penuh. Menurut para praktisinya, puasa ini bertujuan untuk menguatkan sukma alias jiwa. Dengan berpuasa penuh seperti itu, diharapkan nafsu terhadap hal-hal keduniawian bisa sirna. Makanya, puasa ini sendiri sering dibarengi dengan semedi. Tak hanya itu, puasa Ngableng konon juga sering dilakukan dengan tujuan untuk mengabulkan keinginan.
3. Puasa Pati Geni, Demi Terkabulnya Keinginan yang Sangat Besar
Tak hanya Mutih dan Ngableng, puasa yang dipercaya bisa mengabulkan hajat adalah Pati Geni. Bahkan dikatakan pula jika Pati Geni ini ampuh untuk kabulnya hajat-hajat yang luar biasa besar. Secara teknis, Puasa Pati Geni dan Ngableng ini hampir sama. Tapi, ada beberapa perbedaan yang cukup ekstrem. Sama seperti Ngableng, puasa Pati Geni hitungan seharinya adalah 24 jam. Nah, yang unik dari puasa ini adalah si pelakunya tak boleh keluar dari kamar sampai seharian itu. Bahkan untuk buang air. Di dalam kamar pun si pelaku Pati Geni juga dilarang untuk melakukan aktivitas apa pun selain berdoa.
4. Puasa Ngeluwang Untuk Mendapatkan Kesaktian
Puasa satu ini bisa dibilang cukup unik. Tidak hanya melakoni puasa seperti biasa, dalam salah satu rentetan ritualnya si pelaku harus dikubur. Teknik menguburnya bukan seperti mayit yang dikubur, tapi lebih tepatnya dipendam sampai ke bagian tubuh tertentu. Cukup ekstrem ya puasa satu ini. Makanya, puasa ini dipercaya akan mendatangkan hal besar. Salah satunya adalah dimampukan untuk menguasai berbagai jenis ilmu gaib tertentu. Puasa ini konon memiliki ujiannya. Jadi, ketika dipendam, si pelaku biasanya akan didatangi oleh makhluk-makhluk gaib dan kemudian menakutinya.
5. Puasa Weton Untuk Proteksi Diri Terhadap Kesialan.
Dari sekian banyak puasa kejawen yang ada, Weton adalah salah satu yang paling populer dilakukan. Puasa ini sendiri tidak dilakukan sering-sering karena hanya perlu dilakoni saat tiba hari ulang tahun saja, makanya kemudian dinamakan Weton.Puasa ini menurut ahlinya bisa dilakukan dengan dua cara. Ada yang seperti puasa biasa (subuh sampai magrib) atau pun hitungan 24 jam. Puasa ini sendiri dipercaya membawa manfaat besar. Salah satunya adalah sebagai anti sial si pelakunya. Ada juga yang mengatakan puasa Weton dapat membantu mengembalikan apa yang sudah hilang, entah harta atau apa pun.
Inilah puasa-puasa kejawen yang konon masih banyak dipraktikkan hingga hari ini. Puasa-puasa ini sendiri katanya tidak boleh dilakukan sembarangan. Harus ada tuntunan dan tujuannya. Melakukannya secara sembarangan akan membawa dampak buruk bagi pelakunya.